Tuesday, September 26, 2017

Tempat penyimpanan akhir pesawat udara

Setelah Perang Dunia (pertama dan kedua) berakhir, banyak negara yang mengalami kelebihan armada untuk persenjataan seperti pesawat terbang dan lain-lain. Kelebihan ini biasanya dijual ke negara-negara yang mengalami konflik menuju kemerdekaan seperti pada konflik bersenjata di Asia dan Afrika setelah Perang Dunia II atau disimpan di tempat penyimpanan (storage) untuk dipergunakan kembali bila diperlukan atau dijadikan dibongkar kembali untuk di daur ulang. Hal hal seperti ini terjadi pada dasawarsa 1940-an sampai 1950-an.
Pada dasawarsa 1990-an, tempat-tempat penyimpanan akhir pesawat udara juga diramaikan oleh pesawat-pesawat sipil yang bukan saja dari jenis yang lebih tua bahkan ada yang baru saja dikeluarkan dari pabriknya. Berbagai hal yang menyebabkan banyaknya pesawat-pesawat sipil yang dibesi tuakan, mulai dari menuanya usia pesawat sampai krisis yang menyebabkan banyak perusahaan penerbangan menunda atau membatalkan pesanannya atau bahkan berhenti beroperasi. Umumnya pesawat-pesawat yang tersimpan tersebut terutama untuk penerbangan sipil, setelah direkondisi akan disertifikasi ulang laik terbang dari lembaga yang berwenang. Di Amerika Serikat, pesawat tersebut disertifikasi ulang oleh FAA.

Lokasi penyimpanan

Umumnya lokasi penyimpanan seperti ini terletak di daerah gurun pasir. Karena banyak industri penerbangan berpusat di Amerika Serikat, maka berbagai lokasi penyimpanan pesawat terbang banyak dijumpai di Amerika Serikat. Menurut Graham Robson, beberapa tempat penyimpanan tersebar di Gurun Nevada, dan di California serta di Arizona. Gurun pasir memang tempat ideal untuk menyimpan pesawat sehingga tidak memengaruhi kondisinya misalnya curah hujan dan kelembapan yang rendah serta tanah yang datar dan keras untuk parkir pesawat.
Di Arizona, lokasi penyimpanan yang terkenal adalah Pangkalan Udara Davis Monthan. Kemudian di daerah Bandara International Tucson juga di Marana tepatnya di Pinal Air Park. Untuk di California tepatnya di Mojave Spaceport kemudian di Nevada tepatnya di Bandara McCarran di Las Vegas. Di Oklahoma tepatnya di Scrapper's Row.
Di negara-negara yang lebih kecil atau lebih miskin, lokasi penyimpanan umumnya terdapat di bandara-bandara internasional utama di negara tersebut, umumnya di ibukota negara. Sebagai contoh, Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta di Indonesia.

Pesawat militer

Untuk pesawat militer, tempat penyimpanan yang terkenal di Pangkalan Udara Davis Monthan, Arizona. umumnya terdiri atas pesawat-pesawat tempur generasi tua baik era bermesin piston atau propeler atau bermesin jet. Selain itu ada pula pesawat-pesawat tempur yang berasal dari generasi baru atau generasi yang masih operasional di masa kini. Alasannya karena kelebihan stok untuk Angkatan Udara atau program peremajaan armada dengan armada yang lebih baru. Selain itu, pesawat-pesawat tersebut untuk dijual ke negara-negara sekutu Amerika Serikat ataupun negara-negara lainnya (umumnya negara berkembang) atau digunakan kembali bila ada konflik atau terjadi peperangan (sebagai cadangan). Umumnya pesawat tersebut sebelum dijual atau digunakan kembali akan direkondisi sesuai fungsinya di diberi peralatan dan perlengkapan baru yang sesuai dengan kebutuhan. Atau bahkan pesawat-pesawat tersebut disimpan untuk di up-grade sesuai kebutuhan yang diyakini lebih murah dibandingkan dengan mendatangkan pesawat tempur generasi terbaru.

Pesawat sipil

Untuk pesawat-pesawat sipil, selain pesawat-pesawat generasi tua atau pesawat lama, juga sering dijumpai pesawat-pesawat yang baru saja keluar dari pabrikan atau generasi yang masih operasional dan/atau masih diproduksi. Sebagai contoh, Boeing 737NG, Boeing 747-400, Boeing 767, Boeing 777 (terutama seri awal seperti seri -200, -200ER, atau bahkan -300), Airbus A320, Airbus A330, Airbus A340. Hal ini disebabkan akibat krisis yang menimpa operator perusahaan penerbangan yang menunda atau membatalkan pesanannya atau mengurangi armada sambil menunggu situasi sehingga bila kondisi krisis berlalu dan sanggup memenuhi biaya operasionalnya, pesawat-pesawat itu akan dioperasikan kembali. Atau dalam kasus lain maskapai pemilik berhenti beroperasi, sehingga pesawat-pesawatnya harus dihentikan operasinya. Misalkan krisis yang terjadi pada dekade 1990-an ketika pecahnya Perang Teluk I yang memicu krisis bahan bakar seperti halnya di dekade 1970-an ketika pecahnya Perang Yom Kippur. Atau pada dekade 2000-an akhir di mana terjadi krisis keuangan global, yang juga diikuti dengan kenaikan harga minyak dunia. Penyebab lainnya antara lain operator lama mengadakan pembaruan atau standardisasi armada (seperti hanya mengoperasikan pesawat Boeing atau Airbus saja, sehingga pesawat-pesawat, bahkan pesawat generasi baru yang tidak memenuhi standar akhirnya dipensiunkan). Yang akan berada di tempat penyimpanan lebih lama adalah jenis-jenis tua dengan mesin yang tidak mampu memenuhi peraturan batas kebisingan dan emisi (noise and emissions limit regulations). Sebenarnya bisa diremajakan dengan memasang engine hush-kits atau peralatan peredam suara namun biayanya tidak kecil. Sebagai gambaran harga alat tersebut pada tahun 1990-an seharga sebuah pesawat DC-9 bekas. Pesawat-pesawat sipil yang berasal dari generasi tua misalnya Boeing 707, Boeing 727, Boeing 737-200 atau bahkan -300, Boeing 747-100 dan -200 atau bahkan -300, Boeing 767-200 atau -200ER atau bahkan -300, Lockheed L-1011 Tristar, Douglas DC-8, McDonnell Douglas DC-9 dan McDonnell Douglas MD-80, McDonnell Douglas DC-10 atau bahkan MD-11, Airbus A300 dan A310. Namun ada pula pesawat sipil tua yang diremajakan untuk kepentingan militer seperti program KC-135 E untuk tanker udara dari pesawat B-707 dan pesawat pendukung militer lainnya atau bahkan pesawat kargo. Pesawat-pesawat generasi lama tersebut juga dapat dijual kembali ke operator lain yang lebih kecil seperti maskapai carter ataupun maskapai-maskapai di negara berkembang/miskin, terutama di Asia dan Afrika .
Sementara untuk pesawat jenis baru yang terpaksa masuk di penyimpanan umumnya karena operator membatalkan atau menunda pesanannya atau bahkan berhenti beroperasi. Namun umumnya pesawat tersebut masih dapat dijual kembali oleh operator yang baru atau dioperasikan kembali atau diambil kembali oleh operator lama yang memesannya setelah diremajakan atau direkondisi kembali.

Proses perawatan dan penyimpanan pesawat

Sebelum pesawat masuk ke proses pemeliharaan, pesawat tersebut dibersihkan kemudian masuk ke bagian perawatan untuk pemeliharaan anti karat. Terutama sekali pesawat-pesawat militer milik Angkatan Laut yang beroperasi dari kapal induk. Selanjutnya pesawat ditarik ke dalam preservation farm (gedung perawatan) untuk pengeringan oli dan bahan bakarnya, serta pelepasan kabel-kabel kendali dan kelistrikan.
Kemudian pada bagian mesin ditutup pada bagian saluran masuk dan buangnya (air intake and nozzle) termasuk juga lubang atau saluran ventilasi pada tubuh pesawat ada yang disumbat atau ditutup dengan plester. Sedangkan untuk bagian seperti kanopi pesawat tempur dan radome untuk radar disemprot dengan cairan spraylat untuk memantulkan sinar matahari. Tanpa spraylat, suhu udara di dalam pesawat akan naik 93 derajat Celcius yang akan merusakkan komponen dalam pesawat. Belakangan spraylat diganti dengan tedlar tape. Bagian-bagian lain yang sensitif terhadap panas dan cahaya dibungkus dengan pembungkus khusus.
Umumnya prosedur ini juga dilakukan pada pesawat sipil, setelah dilepas komponen-komponen dan perlengkapan dalamnya seperti AC, kursi dan panel kokpit serta mesin pesawat untuk disimpan.
Untuk keperluan militer Amerika Serikat, program ini dinamakan AMARC (Aerospace Maintenance and Regeneration Centre) dibawah Air Material Command yang membentuk badan logistik khusus yakni Air Force Logistic Command. Anggaran yang dikeluarkan tiap tahun untuk dekade 1990-an sebesar lima juta dollar.

0 comments:

Post a Comment