Pada umumnya bentuk dasar suatu bahan komposit adalah
tunggal dimana merupakan susunan dari paling tidak terdapat dua unsur yang
bekerja bersama untuk menghasilkan sifat-sifat bahan yang berbeda terhadap
sifat-sifat unsur bahan penyusunnya. Dalam prakteknya komposit terdiri dari
suatu bahan utama (matrik – matrix) dan suatu jenis penguatan (reinforcement)
yang ditambahkan untuk meningkatkan kekuatan dan kekakuan matrik. Penguatan ini
biasanya dalam bentuk serat (fibre, fiber).
Sekarang, pada umumnya komposit yang dibuat manusia dapat
dibagi kedalam tiga kelompok utama:
1. Komposit Matrik Polimer (Polymer Matrix Composites – PMC)
2. Komposit Matrik Logam (Metal Matrix Composites – MMC)
3. Komposit Matrik Keramik (Ceramic Matrix Composites – CMC)
Komposit Matrik Polimer (Polymer Matrix Composites – PMC) –
Bahan ini merupakan bahan komposit yang sering digunakan disebut, Polimer
Berpenguatan Serat (FRP – Fibre Reinforced Polymers or Plastics) – bahan ini
menggunakan suatu polimer-berdasar resin sebagai matriknya, dan suatu jenis
serat seperti kaca, karbon dan aramid (Kevlar) sebagai penguatannya.
Komposit Matrik Logam (Metal Matrix Composites – MMC) – ditemukan berkembang
pada industri otomotif, bahan ini menggunakan suatu logam seperti aluminium
sebagai matrik dan penguatnya dengan serat seperti silikon karbida.
Komposit Matrik Keramik (Ceramic Matrix Composites – CMC) – digunakan pada
lingkungan bertemperatur sangat tinggi, bahan ini menggunakan keramik sebagai
matrik dan diperkuat dengan serat pendek, atau serabut-serabut (whiskers)
dimana terbuat dari silikon karbida atau boron nitrida
Komposit Matrik Polimer
Sistem resin seperti epoksi dan poliester mempunyai batasan
penggunaan dalam manufaktur strukturnya, dikarenakan sifat-sifat mekanik tidak
terlalu tinggi dibandingkan sebagai contoh sebagian besar logam. Bagaimanapun,
bahan tersebut mempunyai sifat-sifat yang diinginkan, sebagian besar khususnya
kemampuan untuk dibentuk dengan mudah kedalam bentuk yang rumit.
Bahan seperti kaca, aramid dan boron mempunyai kekuatan tarik dan kekuatan
tekan yang luar biasa tinggi tetapi dalam ‘bentuk padat’ sifat-sifat ini tidak
muncul. Hal ini berkenaan dengan kenyataan ketika ditegangkan, serabut retak
permukaan setiap bahan menjadi retak dan gagal dibawah titik tegangan patah
teoritisnya. Untuk mengatasi permasalahan ini, bahan diproduksi dalam bentuk
serat, sehingga, meskipun dengan jumlah serabut retak yang terjadi sama,
serabut retak tersebut terbatasi dalam sejumlah kecil serat dengan
memperlihatkan sisa kekuatan teoritis bahan. Oleh karena itu seikat serat akan
mencerminkan lebih akurat kinerja optimum bahan. Bagaimanapun juga satu serat
dapat hanya memperlihatkan sifat-sifat kekuatan tarik sesuai panjang serat,
seperti halnya serat dalam suatu tali.
Jika sistem resin dikombinasikan dengan serat penguat
seperti kaca, karbon dan aramid, sifat-sifat yang luarbiasa dapat diperoleh.
Matrik resin menyebarkan beban yang dikenakan terhadap komposit antara setiap
individu serat dan juga melindungi serat dari kerusakan karena abrasi dan
benturan. Kekuatan dan kekakuan yang tinggi, memudahkan pencetakan bentuk yang
rumit, ketahanan terhadap lingkungan yang tinggi dengan berat jenis rendah,
membuat kesimpulan komposite lebih superior terhadap logam dalam banyak
aplikasi.
Bila Komposit Matrik Polimer mengabungkan sistem resin dan
serat penguat, sifat-sifat yang dihasilkan bahan komposit akan memadukan
beberapa hal sifat-sifat yang dimiliki oleh resin dan yang dimiliki oleh serat.
Secara umum, sifat-sifat komposit ditentukan oleh:
1. Sifat-sifat serat
2. Sifat-sifat resin
3. Rasio serat terhadap resin dalam komposit (Fraksi Volume Serat – Fibre
Volume Fraction)
4. Geometri dan orientasi serat pada komposit
Bahan komposit dibentuk pada saat yang sama ketika struktur
tersebut dibuat. Hal ini berarti bahwa orang yang membuat struktur menciptakan
sifat-sifat bahan komposit yang dihasilkan, dan juga proses manufaktur yang
digunakan biadanya merupakan bagian yang kritikal yang berperanan menentukan
kinerja struktur yang dihasilkan.
Pembebanan
Terdapat empat beban langsung utama dimana setiap bahan dalam suatu struktur
harus menahannya: tarik, tekan, geser/lintang dan lentur
Tarik
Gambar dibawah memperlihatkan beban tarik yang diterapkan pada suatu komposit.
Reaksi komposit terhadap beban tarik sangat tergantung pada sifat kekakuan dan
kekuatan tarik dari serat penguat, dimana jauh lebih tinggi dibandingkan dengan
resinnya.
Tekan
Gambar dibawah ini memperlihatkan suatu komposit dibawah beban tekan. Disini
sifat daya rekat dan kekakuan dari sistem resin adalah penting, sebagaimana
resin menjaga serat sebagai kolom lurus dan menjaganya dari tekukan (buckling)
Geser/Lintang
Gambar dibawah ini memperlihatkan suatu komposit dikenakan beban geser. Beban
ini mencoba untuk meluncurkan setiap lapisan seratnya. Dibawah beban geser
resin memainkan peranan utama, memindahkan tegangan melintang komposit. Untuk
membuat komposit tahan terhadap beban geser, unsur resin harus tidak hanya
mempunyai sifat-sifat mekanis yang baik tetapi juga daya rekat yang tinggi
terhadap serat penguat.
Lenturan
Beban lentursebetulnya merupakan kombinasi beban tarik, tekan dan geser. Ketika
beban seperti diperlihatkan, bagian atas terjadi tekan, bagian bawah terjadi
tarik dan bagian tengah lapisan terjadi geser.
Sistem-sistem Resin
Apapun sistem resin yang digunakan dalam bahan komposit
akan memerlukan sifat-sifat berikut:
1. Sifat-sifat mekanis yang bagus
2. Sifat-sifat daya rekat yang bagus
3. Sifat-sifat ketangguhan yang bagus
4. Ketahanan terhadap degradasi lingkungan bagus
Sifat-sifat Mekanis Sistem Resin
Gambar dibawah memperlihatkan kurva tegangan/regangan untuk suatu sistem resin
ideal. Kurva untuk resin menunjukkan kekuatan puncak tinggi, kekakuan tinggi
(ditunjukkan dengan kemiringan awal) dan regangan tinggi terhadap kegagalan.
Hal ini berarti bahwa resin pada awalnya kaku tetapi pada waktu yang sama tidak
akan mengalami kegagalan getas.
Seharusnya dicatat dimana ketika suatu komposit di bebani
tarik, untuk mencapai sifat-sifat mekanis yang optimal dari komponen serat,
resin harus mampu berubah panjang paling tidak sama dengan serat. Gambar
dibawah ini memberikan regangan terhadap kegagalan yang dimiliki untuk serat
kaca-E, serat kaca-S, serat aramid, dan serat karbon berkekuatan tinggi (yaitu
bukan dalam bentuk komposit). Disini terlihat, sebagai contoh, serat kaca-S
dengan perpanjangan 5,3%, akan membutuhkan resin dengan perpanjangan paling
tidak sama dengan nilai tersebut untuk mencapai sifat tarik yang maksimum.
Sifat-sifat Daya rekat Sistem Resin
Daya rekat yang tinggi antara resin dan serat penguat diperlukan untuk apapun
jenis sistem resin. Hal ini akan menjamin bahwa beban dipindahkan secara
efisiensi dan akan menjaga pecahnya atau lepasnya ikatan serat dan resin ketika
ditegangkan.
Sifat Ketangguhan Sistem Resin
Ketangguhan adalah suatu ukuran dari ketahanan bahan terhadap propaganda retak,
tetapi dalam komposit hal ini akan susah untuk diukur secara akurat.
Bagaimanapun juga, kurva tegangan dan regangan yang dimiliki sistem resin
menyediakan beberapa indikasi ketangguhan bahan. Sistem resin dengan regangan
terhadap kegagalan yang rendah akan cenderung menciptakan komposit yang getas,
dimana retak dapat mudah terjadi.
0 comments:
Post a Comment